Monday, July 11, 2011

FRONT OFFICE SEQUENCE OF SERVICES

1.     HANDLING RESERVATION
Room availability
Alternative of room type when room required is not available
Overall hotel information and facilities
Length of stay
Transportation arrangement
Payment instruction
Guest profile
Special request
Confirming reservation
Filing system /data entry

·        PRE ARRIVAL
INDIVIDUAL RESERVATION
Greetings : “Good morning / afternoon / evening / Reservation,  Edo speaking,  may I help you ?”

Room Availability : “Our rooms are available for the period of ….., may I know what dates do you require the room?”

Alternative of room type when room required not  available : “ I am sorry to inform you that our standard room is not available on your desired date….”

…. Would you care for alternative dates or higher room type ?”

Overall hotel information and facilities : “Our hotel is located in the center of Kuta area, 15 minutes from the Airport. We have olympic size swimming pool and live music at the bar every evening”

Length of Stay : “How long will you be staying with us ?”
Transportation arrangement : “Do you need airport transfer to be arranged ?”

Payment instruction : “How would you settle your room reservation ?”

Guest profile : “Would you please spell your complete name ?”

Special request : “Do you have any special request pertaining your room requirement ?”

Confirming reservation : “We confirm your reservation for # rooms from … till…. under the name of …….. for further assistance you may contact me directly at the hotel number ext……”  

Reservation Details Data Entry

GROUP RESERVATION
Mode of Arrival ( Staggered / one time arrival )
Check in time policy
Group itinerary
Hospitality Desk
Bed type / room type guarantee
Payment Instruction
Room facilities ( complete set up / minimum standard )
Transportation Arrangement
Person In Charge (both the hotel and the group)
Group Details

AIRPORT DISPATCHER /
AIRPORT GUEST RELATIONS OFFICER
Paging board
Flight details
Vehicles requested
Communication tools with the hotel
“Good morning / afternoon / evening, Mr/Mrs….. welcome to……. I am Edo, airport representative of hotel……”

Luggage collection : “Please kindly check your luggage before departing to the hotel”

Fond of farewell : “Have a pleasant stay with.. (hotel’s name

·        ON ARRIVAL
VALET SERVICE
Valet Card
Remind guest of valuable items left in the vehicle

LUGGAGE HANDLING
Luggage tag
Confirming total luggage
Put clear identification on luggage tag


2.     FRONT DESK
PREPARATION OF NECESSARY TOOLS
Pen, stapler, telephone, HT, EDC machine, registration form, etc.

LIST OF ARRIVAL OF THE DAY
VIP, groups, etc.

ROOM ASSIGNMENT
Connecting rooms, double bed, etc.

ROOM AVAILABILITY FOR WALK-INS

SPECIAL REQUEST : extra bed, etc

·        FRONT DESK : CHECK – IN
WARM GREETINGS UPON GUEST ARRIVAL
“Good morning / afternoon / evening, welcome to ..( hotel’s name )”

RECONFIRMING RESERVATION DETAILS
“Your reservation is one standard room from …. till….. May I have copy of your voucher please ?”

ROOM REQUIRED NOT AVAILABLE
“Mr/Mrs…. I am very sorry to inform you that, the room as required is not available. We will find alternative room for you”

REGISTRATION PROCESS
“May I have your passport please ?”
“Please fill out the registration form and kindly put your signature”

DEPOSIT PAYMENT
“How would you settle your payment ?”

KEY CARD, VOUCHER, MESSAGE, HOTEL FACILITIES INFORMATION
DATA ENTRY
CHECK IN PROCESS IN THE SYSTEM

·        CONCIERGE : CHECK – IN
ESCORTING GUEST TO ROOM
“Good morning / afternoon /evening, Mr/Mrs… I am Edo, I will escort you to your room”

EXPLAINING HOTEL FACILITIES
“Our swimming pool is open from 7am till 7pm”
“The restaurant is just next to the swimming pool”

ARRIVING AT THE GUEST ROOM
“Here is your room Mr/Mrs….”

EXPLAINING ROOM FACILITIES
“Safe deposit box is inside the wardrobe. You may use it with your own pin code”
“Bottle opener is installed on the bathroom wall”
“Umbrella is provided in case of rain. You can find it in the wardrobe”“Minibar is replenished on daily basis for items consumed”

EMERGENCY EXIT PROCEDURE
“Emergency exit is on your right after you walk out of your room”  

·        CONCIERGE : CHECK – OUT
LUGGAGE DOWN PROCESS
“Good morning / afternoon / evening, Mr/Mrs….
May I assist you with your luggage ?”

“Kindly ensure there is nothing left behind”

“How was your stay with us ?”


·        FRONT DESK : CHECK – OUT
WARM GREETINGS UPON GUEST DEPARTURE
“Good morning / afternoon / evening, Mr/Mrs…. How was your stay with us?”

COMMUNICATING WITH HOUSEKEEPING
“Room #... Check out.”

ADDITIONAL CHARGE
“Do you have any additional consumption on the minibar ?”
GUEST INVOICE
“Please kindly check your folio. We post additional room charge for room usage until 8pm as previously explained to you”

SUPPORTING BILLS
“Do you need all the supporting bills of your folio ?”
GUEST DISPUTE
“Let me communicate it with related department. Would you mind waiting for few minutes ?”

LOST  & FOUND ITEM IN GUEST ROOM
“Our housekeeping found some items left in your room.”

BILLING SETTLEMENT
“How would you settle your folio ?”
GUEST COMMENTS
“Please kindly fill out the guest comment. Your valuable input is highly appreciated”

TRANSPORTATION ARRANGEMENT
“Do you need taxi to be arranged ?”

ADVANCE BOOKING FOR FUTURE ARRIVAL
“May I assist you to make advance booking for your next visit to our hotel ?” 

THANK THE GUEST 

by: Edo Rahartadi (FOM Grand Istana Rama Hotel)

Read More..

Berapa Gaji yang "Harus" Saya Minta?

Bagian yang paling merepotkan dalam proses wawancara kerja adalah menjawab pertanyaan mengenai gaji yang diminta. Banyak orang merasa "serba salah", menyebut angka yang terlalu rendah takut dianggap kualitas juga rendah, menyebut angka terlalu tinggi, khawatir perusahaan tidak mampu membayar sehingga menyebabkan yang bersangkutan tidak jadi diterima.

Saran yang sering terdengar, sebutlah angka yang standar. Ini juga tak kalah ribetnya: yang standar itu seberapa? Belum lagi kesan yang muncul bahwa orang yang menjawab sesuai standar berarti tidak memahami keunggulan dirinya.

Bukan Tabu

Saat ini, negosiasi mengenai gaji tidak lagi dipandang tabu oleh sebagian besar perusahaan, namun Anda diharapkan mengumpulkan informasi dulu agar dapat bernegosiasi dengan baik. Lakukan survei terlebih dahulu, sampai sejauh yang bisa Anda lakukan.

Survei

Cek ke teman atau teman dari teman yang mempunyai pekerjaan sejenis di perusahaan yang sejenis. Apabila Anda tidak bisa memperoleh data yang diinginkan, carilah informasi mengenai gaji dari pekerjaan lain yang satu level dalam tingkatan korporasinya, tapi di perusahaan sejenis, atau pekerjaan sejenis di perusahaan yang berbeda jenis atau skala.

Tiga Faktor

Perlu diingat, pekerjaan sejenis di perusahaan sejenis juga belum tentu mewakili nilai (gaji) yang sama. Gaji ditentukan oleh 3 faktor: harga pekerjaannya, harga orang yang memegang jabatan atau pekerjaan tersebut, dan harga pasar. Cari tahu juga, apakah gaji tersebut merupakan harga pekerjaannya sendiri atau harga pemegang jabatannya.

Tentukan BATNA Anda

Apa itu? Best Alternative to a Negotiated Agreement. Caranya:

Pertama, cek diri sendiri, apakah Anda pindah karena gaji, karir, ketenangan kerja, stabilitas atau hal lain. Kalau Anda pindah bukan karena alasan gaji, maka gaji tidak perlu terlalu difokuskan dalam negosiasi, yang berarti permintaan bisa berkisar dari 0-10% dari gaji sekarang. Seandainya gaji menjadi faktor penting buat Anda dan menjadi motif Anda pindah kerja, maka Anda perlu kombinasi antara peningkatan 10%-25% dari gaji sekarang dengan hasil survei Anda. Seandainya hasil survei Anda menemukan bahwa standar di luar sana jauh lebih besar, katakanlah 50% dari gaji Anda, bukan berarti Anda bisa langsung mengajukan angka. Dan, hasil survei yang lebih bisa dipakai adalah harga pekerjaan, bukan harga pemegang jabatannya.

Persepsi Perusahaan

Kedua, ingat selalu: persepsi perusahaan mengenai tingkat kemampuan Anda antara lain ditentukan oleh seberapa tinggi gaji Anda sekarang. Jadi, mereka bisa saja melihat Anda sebagai seseorang yang sedang mencari "peruntungan" dengan meminta gaji lebih tinggi. Efektifnya adalah "win-win": Anda bisa menentukan nilai tengah dari jangkauan 10%-50% (sekitar 30%-35%). Dan, inilah cara Anda menentukan BATNA: tentukan harga yang hendak Anda minta, tentukan bottom-line Anda apabila terjadi negosiasi, dan stick to it. Artinya, Anda bisa dengan percaya diri meminta, dan berani walk away apabila tidak sesuai dengan permitaan Anda.

Tips Lanjutan (1)

Jadi, "Berapa gaji yang Anda minta?" Rahasianya bukan pada angkanya, tapi kalimat yang membungkus permintaan Anda tersebut. Misalnya, "Saya akan sangat senang apabila memperoleh gaji Rp..., tapi Bapak/Ibu tentu sudah melihat CV saya dan mempunyai gambaran sendiri mengenai nilai yang bisa saya kontribusikan ke perusahaan ini, dan tentunya Bapak/Ibu yang tahu bagaimana kemampuan dan harapan saya bisa cocok dengan standar perusahaan ini, jadi saya akan sangat senang apabila bisa mendengar juga dari Bapak/Ibu, kira-kira berapa yang ditawarkan kepada saya."

Tips Lanjutan (2)

Apabila pertanyaan tentang gaji ini muncul terlalu awal, ada baiknya Anda tidak langsung menjawab. Kalau ini terjadi, Anda justru mempunyai kesempatan lebih banyak untuk menunjukkan citra profesional Anda! Katakanlah, misalnya, "Apabila Bapak/Ibu tidak berkeberatan, saya ingin tahu lebih jauh dulu tentang peran dan tanggung jawab pekerjaan saya sebelum menjawab pertanyaan ini. Saya belum mendapat atau merasakan gambaran utuhnya."

Kesimpulan

Jadi: lakukan survei, tentukan BATNA, bungkus permintaan Anda dengan citra yang baik, dan ungkapkan pada saat yang tepat!
sumber: Portal HR

Read More..

Pindah Tanpa Gegabah

Tahun baru, segepok resolusi. Ada yang berharap, tahun ini harus dapat promosi. Ada yang "sekedar" memimpikan kenaikan gaji. Namun, tak sedikit juga yang bertekad untuk pindah kerja! Boleh-boleh saja. Lebih-lebih, bagi yang merasa sudah "mentok" di perusahaan mereka yang sekarang, pindah ke perusahaan lain barangkali bisa menjadi awal untuk meningkatkan karier sesuai cita-cita.

Namun, jangan lupa, pindah kerja juga ada etikanya. Konon, watak sejati seorang pekerja atau profesional tidak hanya bisa dilihat dari perilakunya ketika datang pertama kali ke sebuah kantor untuk melamar pekerjaan. Melainkan, juga bisa dilihat bagaimana yang bersangkutan ketika mau resign. Seorang karyawan yang memiliki integritas akan mengundurkan diri dengan cara sebaik-baiknya. Ibarat kata, datang tampak muka, pergi tampak punggung.


Gegabah

Hal-hal paling mendasar yang perlu diperhatikan oleh seorang karyawan ketika hendak mengundurkan diri mungkin sudah sering Anda dengar atau baca. Misalnya, mengajukan surat pengunduran diri dengan sopan minimal sebulan sebelum tanggal keluar; mengembalikan barang-barang milik kantor dalam keadaan baik; mendatangi teman-teman untuk pamitan; melunasi utang-utang uang maupun pekerjaan sampai tuntas; mengucapkan terimakasih dengan hangat.

Semuanya itu begitu sederhana, namun pada kenyataannya tak sesederhana itu ketika tiba saat untuk mempraktikkannya. Yang banyak terjadi justru kebalikannya, orang cenderung memperlihatkan sikap yang tinggi hati begitu mendapat pekerjaan baru, sehingga kemudian meninggalkan kantor lama dengan gegabah. Misalnya, berjalan keluar dari kantor pada hari terakhir dengan dada membusung kepala mendongak dan membanting pintu; pamit dengan teman kantor dan atasan dianggap tak seberapa perlu; utang pekerjaan tidak dituntaskan, juga tidak dititipkan --apalagi utang duit. Bahkan, ada yang mencuri barang properti kantor yang serasa sudah jadi milik sendiri.

Ada juga orang yang pada hari-hari terakhirnya ogah-ogahan bekerja sambil terus saja gembar-gembor sana-sini bahwa ia mendapat gaji 5 kali lipat di tempat baru. Atau, mengambil cuti beberapa minggu sebelum pindah, padahal dia sudah masuk kantor baru --semua itu cuma akal-akalan supaya dia masih dapat gaji dan uang transportasi dari perusahaan yang akan ditinggalkannya. Ironisnya, dia menunggu semua itu sambil menjelek-njelekkan bosnya dengan pikiran, ah sebentar lagi mau pindah ini, nggak bakal ketemu lagi ini!

Dunia Sempit

Satu hal yang perlu diingat oleh orang yang hendak resign, jangan congkak dan tinggi hati. Dunia ini sempit. Jangan meninggalkan permusuhan dengan bos maupun rekan sekerja di kantor lama. Bukan hal yang mustahil bahwa suatu saat kelak, kita akan bertemu lagi dengan mereka, sebagai bos ataupun teman sekerja. Di samping itu, kita juga mungkin suatu saat masih membutuhkan bantuan mereka, misalnya meminta surat rekomendasi untuk melamar kerja di tempat yang lain lagi, atau untuk mengajukan beasiswa. Beranikah kita datang ke kantor lama menghadap bekas bos --dan bertemu lagi dengan teman-teman lama-- yang sudah kita jelek-jelekkan?

Sekali lagi, dunia sempit. Reputasi seseorang bisa menyebar dengan luas di luar dugaan. Seorang karyawan yang keluar dari satu perusahaan dan pindah ke perusahaan lain dengan baik-baik niscaya reputasi profesionalnya akan terus terjaga dan sampai ke telinga calon bos-bos atau calon teman-teman baru.

Seorang supervisor yang biasa menginterview calon karyawan bersama pimpinan HRD di perusahananya menceritakan pengalamannya. "Setiap mendengar calon karyawan menjelek-jelekkan bekas bos dan perusahaannya, kami saling berpandangan dan mengangkat alis, isyarat bahwa kami tidak akan menerima dia, betapa pun cemerlangnya hasil tes dia di tahap rekruitmen sebelumnya. Interview segera ditutup dan kami menginterview calon karyawan berikutnya."

sumber: Portal HR

Read More..

Melamar Kerja via Email

Banyak orang mungkin masih merasa lebih 'sreg' mengirimkan aplikasi lamaran pekerjaan melalui pos ketimbang email. Namun, di era yang sangat dinamis dan serba cepat ini, pihak perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan tak jarang justru meminta kandidat untuk mengirimkan resume-nya via email. Nah, jika memang demikian halnya, maka mau tak mau kita harus mengikutinya. Mengirimkan aplikasi melalui email memang sedikit berbeda dengan jika mengirimkannya lewat jasa pos. Ada hal-hal tertentu yang harus diperhatikan oleh kandidat, sebagai berikut:

1. Gunakanlah alamat email yang mudah singkat dan mudah diingat dan "resmi". Artinya, gunakanlah nama yang meyakinkan, jangan nickname yang aneh-aneh, misalnya justordinarygirl@..., negromanis@..., youngandcoolguyz@...Pakai saja nama Anda sendiri.

2. Kalau Anda tidak punya email official, usahakan jangan menggunakan email dari provider gratisan lokal yang umumnya lambat. Gunakan saja yahoo.com atau gmail.com yang lebih dikenal dan jelas bonafid.

3. Kirimkan berkas-berkas file dalam format .doc atau .rtf. Pastikan isinya lengkap, dari data diri hingga curriculum vitae, dan termasuk foto. Beri nama file tersebut dengan nama Anda.

4. Untuk file berupa foto, atau mungkin Anda merasa perlu juga melampirkan salinan contoh hasil karya dan sertifikat, pastikan ukurannya wajar, agar mudah dibuka.

5. Jika terpaksa mengirimkan gambar dalam jumlah banyak, satukan dalam format .zip dan berilah nama yang jelas.

6. Selain berkas-berkas yang sudah lengkap, jangan lupa beri surat pengantar yang berisi uraian singkat, mengapa Anda ingin bekerja di perusahaan tersebut. Ungkapkan seperlunya, jangan berlebihan dan tidak perlu memasukkan informasi-informasi yang tidak relevan.

sumber: Portal HR

Read More..

Timbang Masak-masak Sebelum Teken Kontrak

Bagi mereka yang baru lulus dari universitas, dunia kerja boleh jadi merupakan babak awal di mana hidup seolah-olah memasuki "dunia nyata". Oleh karenanya, sungguh penting bagi para lulusan yang sedang mendapatkan pekerjaan pertama untuk memperhatikan banyak hal sebelum menandatangani kontrak alias menerima pekerjaan itu.

Saran untuk membuat pertimbangan masak-masak sebelum meneken kontrak tentu tidak hanya berlaku bagi lulusan baru yang pertama kali memasuki dunia kerja. Bagi mereka yang mendapat tawaran kerja baru dari perusahaan lain, atau pindah ke tempat kerja baru untuk memulai karir yang baru, tetap penting untuk memperhatikan hal-hal berikut ini:

1. Pertimbangkan harapan-harapan yang realistik terhadap gaji. Jika ini kontrak kerja pertama Anda, maka sebaiknya Anda sudah punya gambaran mengenai gaji lulusan baru untuk industri yang bersangkutan, sehingga permintaan Anda sesuai proporsi. Jika kasusnya adalah Anda sedang pindah kerja untuk memulai karir baru, jangan serta-merta berasumsi bahwa Anda "berhak" atas gaji yang berlipat-lipat. Kembalikan ke tujuan utama Anda pindah kerja, di samping juga pertimbangkan kondisi perusahaan

2. Perhatikan paket(-pake) benefit yang ditawarkan. Ingat bahwa gaji Anda hanyalah salah satu komponen dari sebuah paket yang disediakan perusahaan. Jangan sungkan untuk menanyakan, apa saja benefit lain yang ditawarkan, dan bandingkan lebih baik mana dengan yang Anda terima di perusahaan sebelumnya.

3. Ingatlah sejak awal bahwa kepuasan kerja merupakan sesuatu yang lebih penting dibandingkan dengan berapa rupiah yang bisa Anda bawa pulang. Ini sering dilupakan oleh para pencari kerja pertama maupun mereka yang pindah kerja. Berapa pun gaji dan bonus yang Anda terima, kalau Anda membenci pekerjaan Anda, maka Anda tidak akan bahagia.

4. Ambilah keputusan berdasarkan situasi dan kondisi yang "nyata", dan bukan berdasar "bagaimana seandainya". Jangan khawatir apa yang akan terjadi jika semua itu menuntur ke jalan sukses bagi pekerjaan baru Anda. Yang penting, apa yang bisa Anda lakukan sekarang.

5. Ingatlah bahwa mencari pekerjaan adalah (bagian dari) keseluruhan pekerjaan itu sendiri. Jika Anda sedang ingin melakukan perubahan, Anda perlu sebuah pendekatan yang melihat perubahan itu seperti sebuah proyek pekerjaan. Rencanakan segala sesuatunya agar berjalan sesuai keinginan.

Read More..

Tips Memilih Perusahaan Outsourcing

Charles T. Fote mengatakan, “Kiat berhemat adalah jangan mengerjakan semua sendiri.” Timbulnya outsourcing biasanya didasari oleh pertimbangan efisiensi. Selain itu ada jenis pekerjaan spesifik yang memerlukan penanganan khusus oleh keahlian tertentu.

Definisi outsourcing berdasarkan semangat Keppres 18/2000, pasal 6 & 28 adalah: suatu pola pengadaan yang mengalihkan sebagian kegiatan pengadaan barang/jasa kepada penyedia barang/jasa yang mempunyai keahlian di bidangnya yang mencakup layanan kegiatan operasi, rencana kebutuhan barang, proses pembelian, proses kepabeanan, pengelola inventori, sistem suplai dan distribusi.

Alasan dilakukannya outsourcing biasanya:

1. Agar perusahaan bisa fokus pada core business

2. Perampingan organisasi

3. Peningkatan produktivitas

4. Pekerjaan musiman

Kapan outsourcing dibutuhkan:

- Ketika cara kerja yang selama ini sudah tidak efisien

- Operation cost yang tinggi

- Secara kualitas kemampuan kurang bersaing

- Daya kompetisi rendah

Tips memilih perusahaan outsourcing seperti disampaikan Drs. Hasanuddin Rachman, Ketua Umum DPN Apindo dalam acara seminar Outsourcing and Human Resources Management yang diadakan CHRP Atmajaya Kamis (23/6/2011) adalah:

1. Pilihlah perusahaan outsourcing yang berbadan hukum

2. Perusahaan tersebut mempunyai skill yang dibutuhkan

3. Harus bonafide (contoh mampu membayar karyawan tepat waktu dan mempunyai cadangan perusahaan yang sehat)


sumber: portal HR

Read More..

BAD BOSS in the BAD Company

Oleh: Paulus Bambang WS
Bad Company dapat diidentikkan dengan perusahaan yang sedang dalam kondisi koma, alias facing DEAD condition. Secara luar sudah kelihatan tanda-tanda bahwa koma itu akan membawa ke kematian atau mujizat ketika terjadi kesembuhan untuk membawa ke kesempatan kedua. Tanda-tanda DEAD itu antara lain :

Declining Market Share (Pangsa pasar yang semakin mengecil), secara absolut kelihatan peningatkan penjualan tapi semakin lama pangsanya semakin tergerus dan menjadi pemain cadangan yang tidak diperhatikan oleh pesaing.

Eroding Margin (keuntungan yang semakin mengerus), persaingan telah menghabiskan daya untung menjadi sekedar hidup dan terjual. Laba kotor sudah menjadi merginal dan bisa hidup bertahan karena tak mampu bersaing dengan teknologi, produk dan jasa yang ada sekarang ini.

Assets Depreciation (Penurunan nilai harta secara signifikan), kerugian yang menumpuk dan persediaan yang tak mampu dijual membuat nilai assets menjadi semakin kecil. Banyak barang tapi tak berharga. Nilai buku tidak mencerminkan nilai perusahaan.

Delisting alias menuju kebangkrutan atau Chapter 11 yang membutuhkan pertolongan secara intensif di Intensive Care Unit. Sudah tak mampu membayar kewajiban yang jatuh tempo baik kewajiban pada pelanggan apalagi pada karyawan.

Dalam kondisi BAD tersebut, boss yang berperilaku BAD akan membuat serangkaian gerakan bukan untuk menyelamatan perusahaan tapi menyelamatan diri sendiri agar tidak ikut terpuruk dan terkena dampaknya. Pikirannya hanya untuk self ego, bukan untuk karyawan apalagi stake holders dalam arti yang lebih luas. Banyak BAD Boss akan menggunakan kesempatan itu untuk melakukan gerakan yang tidak mungkin ia lakukan ketika perusahaan dalam kondisi GOOD misalnya :


  1. Melakukan pemotongan karyawan dalam batas yang tidak wajar karena tujuannya untuk mengamputasi karyawan yang dianggap melawan, menantang dan berperangai buruk terhadap dirinya walaupun sebenarnya karyawan itu berprestasi baik untuk perusahaannya. Penghapusan oposisi dilakukan secara serta-merta atas nama penghematan.
  2. Melakukan pemotongan kesejahteraan secara semena-mena dengan dalih penyelamatan perusahaan. Seluruh program kebijakan kompensasi di review tanpa melihat dampak buat WONG dan WANG karyawan. Fokusnya hanya satu, menyelamatkan diri dan perusahaannya tanpa melihat apakah moral karyawan akan rusak karena tindakannya.
  3. Melakukan pemotongan hutang dan menunda pembayaran ke pihak pemasok serta mengurangi janji yang diberikan kepada pelanggan hanya untuk mempertahankan kemampuan perusahaan sendiri tanpa pernah berpikir kemampuan perusahaan lain.
  4. Menekan semua karyawan dengan budaya intimidasi walau dilakukan secara halus untuk menekan karayawn tetap bertugas dengan lebih giat dengan imbalan seadanya. Apalagi dalam suasana krisis, banyak karyawan yang tak mempunyai alternatif bekerja diluar.

Akhirnya, semua merasa kehilangan rasa WONG apalagi WANG, yang tersisa hanyalah apatisme, ketakutan dan luka bathin yang ketika dimungkinkan akan meledak menjadi prahara menuju ke kematian yang sesungguhnya.

Dalam bahasa saya, BAD Boss in the BAD Company, akan memunculkan karakter penjajah yang sangat mengerikan. Ketidakmampuan sang BOSS membawa perusahaan menjadi baik, terhormat, memiliki prospek masa depan cerah serta mampu bersaing diluar akan ditumpahkan kepada karyawan di dalam yang tidak mampu melawan. Boss akan semakin garang dan galak di dalam ketika ia merasa kalah di luar. Boss akan semakin menekan di dalam ketika ia selalu mendapat tekanan dari luar entah dari pemasok, pelanggan atau pemegang saham.

Ketika Bad Company menjadi semakin kristis, maka BAD BOSS akan berusaha membuat karyawan di dalam semakin merasa dalam penekanan (atau bahasa saya penjajahan) dengan asumsi penghematan di dalam mampu menyelamatakan perusahaan yang tak mampu bersaing diluar. Ini semakin memperkeras aspek penjajahan.

Kalau penjajahan itu merasuki gaya kepemimpinan, maka karakter ini sudah mengubah suasana perusahaan menjadi suasana dalam rumah tangganya. Situasi kerja menjadi tidak menyenangkan. Karyawan yang dipersepsikan sebagai budak, menjadi bekerja hanya sekadar memenuhi target harian. Budak adalah unsur produksi yang memiliki napas hidup, tidak memiliki hati seperti yang dimilikinya.

Beberapa hal yang akan dirasakan oleh karyawan yang diperlukan seperti budak, yang artinya No Value dan No Rights - oleh pemimpin berhati penjajah adalah :

  • Memandang sumber daya manusia (Human Resources atau Human Capital) sebagai Resources atau DAYA saja. Karyawan dilihat dari apa yang dapat dikontribusikan kepada perusahaan. Kalau tidak menghasilkan maka dengan mudah dipecat tanpa pesangon yang layak.
  • Karena hanya dianggap sebagai daya, maka tak ubahnya mereka adalah budak tanpa nilai dan tanpa hak. Paradigmanya adalah perusahaan sudah mengeluarkan biaya untuk ia kembalikan dalam bentuk kontribusi rupiah juga
  • Menggangap karyawan tanpa hak inilah maka pemimpin dengan hati penjajah tidak mengenal istilah partisipatif. Gaya komandonya adalah satu arah. Ia harus didengar dan dituruti. Melanggar perintah berarti berontak.
  • Penghargaan atas kinerja hampir dikatakan tidak ada. Yang ada hanya imbalan minimal untuk sekadar hidup seadanya.
  • Konteks hubungan industrial menjadi tidak seimbang. Pemimpin berhati penjajah akan dengan mudah memecat dan mengangkat kembali tanpa norma yang dapat dipertanggung jawabkan
Penulis adalah author buku ‘Best Seller’: ‘Built to Bless’ dan buku terbaru ‘Lead to Bless Leader’ Kepemimpinan yang menjamin perusahaan SEJAHTERA dan karyawan BAHAGIA

Read More..

History of the Hospitality Industry

Overview
The history of the hospitality industry dates all the way back to the Colonial Period in the late 1700s. Things have changed quite a bit since then; the hospitality industry has experienced significant development over the years as it has faced World Wars, The Depression and various social changes. The industry as we know it today began to take form in the early 1950s and 60s, leading the way for growth into the dynamic industry we know today.

Goal
To understand the factors that influenced the development of the hospitality industry.

Objectives
  • At the end of this lesson students will be able to:
  • Define hospitality and describe its characteristics
  • Identify and describe the characteristics of various historical periods
  • Identify the multiple factors influencing the hospitality industry
  • Chronicle the developments in the hospitality industry (from early beginnings to present)
 Hospitality
  • From the French word “hospice”
  • to provide for the weary
  • take care of those traveling
Early Hospitality
  • Greek/Roman culture
  • Noted as early as 40 BC 
  • Social and religious purposes
  • Roman businessmen traveled
  • Romans were the first pleasure travelers
  • After fall of roman empire, public hospitality fell to religious orders

Medieval Period
  • English travelers
  • Inns were actually private homes
  • Nobility stayed in monasteries
  • Stagecoach became favored transportation

Renaissance Period (16 th Century)
  • High demand for inns and taverns
  • 1st hotel - Hotel de Henry IV 1788
  • built at cost of $17,500
  • 60 beds
  • Coffee houses

The New World (18th Century)
  • New York / New England - taverns
  • Pennsylvania - inns
  • Southern colonies - ordinaries
  • Eating and Sleeping Places

The French Revolution
Changed the course of culinary history
  • Escoffier
brigade system
  • M. Boulanger
“ father of modern restaurant”
called soup he sold “restorantes”
  • Revolution caused some of the chefs to come to the New World

Nineteenth Century
  • 1898 Savoy Hotel opened in London
General Manager was Cesar Ritz
Chef was Auguste Escoffier
  • Delmonico’s in New York City
expensive
1827 - 1923
Bilingual menu

Twentieth Century Travel
  • After WWII, travel began
  • 1950’s - advent of cross-continental flights
  • 1958 - Trans-Atlantic flights
  • First motel in California
  • Resurgence of inner city lodging properties
  • Increased interest in cruises

Twentieth Century Restaurants
  • 1921 White Castle
  • 1927 Howard Johnsons
  • 1927 Marriott Hot Shoppe
  • 1965 TGI Friday’s
  • 1982 Chili’s

1960 to Today
  • Major growth in casual dining
  • Increase in the number of hotel chains
  • Mass tourism
  • Package travel
  • Baby Boomers
  • Living longer
  • Mergers and acquisitions

By Dr. Brian Miller
      University of Delaware

Read More..

Sunday, July 10, 2011

ATTITUDE TRAINING

5 Ketaatan
1. Melakukan perintah dengan segera
2. Melakukan perintah dengan gembira
3. Melakukan perintah semua yang diperintahkan
4. Melakukan perintah dengan tidak mengeluh
5. Melakukan perintah lebih dari yang diharapkan

5 Kunci Sikap Perhatian
1. Saya akan menatap mata orang yang berbicara kepada saya
2. Saya akan bertanya kalau tidak mengerti
3. Saya akan duduk, berdiri dengan tegak
4. Saya tidak akan mencari perhatian atau tidak menyela
5. Saya tidak akan melakukan hal lain saat memperhatikan orang yang berbicara / konsentrasi penuh

5 Kunci Kejujuran
1. Saya akan berkata benar
2. Saya akan mengakui kalau saya bersalah
3. Saya akan mendorong orang lain untuk menjaga kebenaran
4. Saya tidak akan menipu atau mencuri
5. Saya tidak akan berkata berlebihan untuk membuat sesuatu yang berbeda dari yang sebenarnya

source by: Andi Ananto (Resident Manager Grand Istana Rama Hotel)

Read More..

Trik Merebus Mie Instant yang Baik dan Benar

1. Rebus Air dalam Panci sampai mendidih
Yang pertama sudah pasti rebus air di panci

2. Masukin Mie Instan
Mienya harus di masukin kedalam air mendidih yang ada di panci, kalau belum mendidih jangan dimasukin dulu.

3. Aduk-aduk Mie Instan ± 1.1/2 menit
Setelah mie di masukin ke dalam panci, mie harus di aduk-aduk terus ± 1,5 menit, hal ini supaya bahan-bahan zat kimia yang berbahaya di dalam mie instan rontok misalnya Lilin, Zat Pewarna, Zat pengawet dan ratusan lagi zat-zat kimia lain yang berbahaya bagi tubuh kita.

4. Buang air rebusan mie yang pertama
Coba perhatikan air hasil ngerebus mie tsb, kuning dan butek banget, itu adalah bahan-bahan kimia berbahaya yang terkandung di dalam mie.

5. Masukin lagi ke dalam air dingin dan di rebus lagi untuk yang kedua
Setelah itu mie dimasukan lagi kedalam panci untuk di rebus yang kedua kalinya, harus dengan air bersih ya.... terus jangan lupa di aduk-aduk lagi ± 1,5 menit yang kedua, biar bahan kimianya makin rontok

6. Angkat dan Mie Siap di Hidangkan
kalo udah n kalo mienya adalah mie Goreng langsung bisa di angkat untuk di hidangkan , tapi kalo mie rebus/kuah airnya bisa di buang lagi dan  bisa ganti pake air termos yang panas.
jangan lupa kasih sayuran atau lauk lainnya biar makin mantap...dan jangan lupa Berdoa.

Read More..
Template by : kendhin x-template.blogspot.com