Friday, July 8, 2011

Realita, link & Match dunia usaha dan perguruan tinggi

Minggu lalu saya diundang untuk menghadiri gathering mengenai Strategi pengembangan kerjasama dunia pendidikan dengan industri di bidang K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) oleh Department K3, FKM – UI.  Cukup menarik memang apa yang disajikan dalam gathering ini, dimana pada gathering tersebut telah diundang perwakilan perusahaan, baik di bidang Oil & Gas services, Mining, Manufacturing, Food& beverages dll terutama dalam hal K3 dan SDM.
Kegiatan ini merupakan salah satu ajang untuk memperkenalkan diri dari sisi perguruan tinggi dalam hal ini Departemen K3-FKM UI, untuk menjelaskan mengenai program-program pendidikan reguler yang ada baik untuk Strata I, Strata II dan seterusnya serta program-program yang akan dibuka dalam waktu dekat. Namun hal penting lainnya dalam kegiatan ini adalah bagaimana pihak akademis ingin mendapatkan pengalaman dan harapan perusahaan mengenai pelaksanaan kegiatan magang untuk mahasiswa program sarjana departemen K3, dimana pihak yang berkepentingan dengan program magang ini yakni para pembimbing akademik bisa mendapatkan informasi secara langsung mengenai usulan, rekomendasi, peluang serta saran-saran dari wakil perusahaan yang diundang, sehingga bisa didapatkan gambaran secara menyeluruh mengenai program magang mahasiswa yang menjadi aspek penting kelulusan mahasiswa program sarjana tersebut.
Memang, sering kita dengar konsep link & match antara perguruan tinggi dengan dunia usaha/industri , semacam irisan yang menjembatani antara program perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia usaha/industri. Namun pada prakteknya, terutama di indonesia masih sering jauh dengan kenyataan.  Sebagai contoh, kebijakan di dunia pendidikan tinggi indonesia membuat pihak perguruan tinggi mempertahankan bahwa jenjang pendidikan akademis haruslah melewati jenjang seperti D2, D3, S1, S2 dan S3 dan tidak ada kredit apapun yang bisa diperoleh tanpa melewati suatu ujian atau  kuliah secara formal, termasuk juga pengalaman bertahun-tahun di dunia kerja atau lapangan. Hal ini juga dikarenakan sifat perguruan tinggi yang lebih”lecture center orientation” dibandingkan “student center orientation“, sehingga bila terjadi argumentasi mahasiswa dengan dosen, maka sulit memperoleh nilai grade yang baik atau bahkan sulit lulus. Perilaku ini menumbuhkan budaya apatis di kebanyakan kalangan mahasiswa, meskipun tidak semua dosen berperilaku demikian.
Sedangkan dunia usaha/industri sendiri juga sering beranggapan bahwa lulusan Sarjana itu masih belum bisa langsung ” on the fly” pada praktek di lapangan.  Alias masih dianggap nol, belum tahu apa-apa, paling hanya 20% ilmu yang diserap selama kuliah yang dapat dipergunakan di dunia kerja. Akibatnya, sering ada pelatihan berkesinambungan bagi para “fresh graduate” seperti program : graduate trainee, management trainee dll, untuk memberikan kesiapan bagi para lulusan baru bekerja di dunia usaha/industri.
Ke dua pihak yang ‘berseteru’ ini tentunya memberi iklim yang tidak baik, dimana dunia usaha/industri memerlukan tenaga kerja yang memang handal dan aplikatif di bidangnya, sedangkan lulusan perguruan tinggi yang melimpah justru belum mendapatkan pekerjaan dengan bidang yang sesuai jurusannya.
Hal yang dilakukan oleh Departemen K3 – FKM UI ini bisa jadi merupakan salah satu upaya membentuk jembatan yang lebih erat antara pihak perguruan tinggi dan dunia usaha/industri. Melalui temu muka langsung, maka bisa diketahui harapan pihak dunia usaha/industri mengenai program magang yang selama ini dijalankan, sebagai salah satu kesiapan mahasiswa bila sudah lulus nanti, tidak mengalami kesenjangan dengan kebutuhan dunia usaha/industri. Beberapa masukan yang penting dari gathering ini antara lain :
  • perlunya pihak perguruan tinggi mengetahui kebutuhan/program/rencana kegiatan usaha dari pihak industri yang bisa dilaksanakan oleh pihak mahasiswa/magang, sedangkan pihak dunia usaha/industri memerlukan jadwal jumlah mahasiswa yang rencana akan magang dalam periode waktu tertentu.
  • perlu dibuatnya nota kesepakatan tertulis antara pihak perguruan tinggi dan dunia usaha/industri, agar masing-masing memperoleh manfaat dan hubungan yang mutualis
  • kesediaan kontak dari masing-masing wakil, baik pihak pembimbing akademik maupun wakil perusahaan dalam pembinaan mahasiswa magang
Dengan demikian, mahasiswa magang tidak hanya mendapat pengalaman hands-on experience, tetapi juga sudah memperoleh suatu job simulation yang memberikan bekal lebih baik dalam menghadapi dunia kerja selepas lulus kuliah nanti. Langkah yang dilakukan departemen K3-FKM UI ini, meskipun bukan merupakan hal baru, patut diikuti oleh pihak jurusan/departemen perguruan tinggi lain dalam mempererat hubungan antara dunia pendidikan dan dunia usaha/industri, yang sampai saat ini masih ada kesenjangan/gap antara kesediaan dan kebutuhan.
Bukan tidak mungkin, suatu saat perguruan tinggi di indonesia pun dapat menerima mahasiswa yang dapat meneruskan langsung ke jenjang strata S2, meskipun belum memiliki gelar S1 namun sudah memiliki pengalaman profesional bertahun-tahun di bidangnya, dimana  pengalaman kerja, sertifikat kompetensi atau keahlian yang dia peroleh dapat dijadikan kredit untuk meneruskan pendidikan ke jenjang lebih tinggi, sebagai wujud pengakuan dunia perguruan tinggi terhadap pengalaman kerja, kompetensi serta karir profesional.
Dilain pihak, suatu saat pihak dunia usaha/industri pun dapat menerima para lulusan fresh graduate ini, karena dunia usaha/industri indonesia sudah menyadari bahwa pihak perguruan tinggi Indonesia sudah mendasarkan falsafah pengajaran pada dunia nyata, realistis, tidak kaku serta tidak terpaku pada teori/buku semata, yang justru sangat berpotensi membelenggu daya kreatifitas, inovasi maupun motivasi para mahasiswa.
Jika itu sudah terlaksana, maka masalah SDM indonesia antara lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan dunia usaha, sudah terpecahkan. Artinya, itulah gambaran sederhana bagaimana link & match dunia usaha dan perguruan tinggi terjalin dengan baik, dalam suatu koalisi yang memberikan bentuk hubungan simbiosis mutualisma.

Ditulis dalam HR Story Agustus 11, 2009 oleh tshahindra

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com